Pasca bergabung ke BRICS, Indonesia diminta waspada terhadap serangan AS
Pada bulan Maret 2022, Indonesia resmi bergabung ke BRICS, sebuah kelompok negara-negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik antara negara-negara anggota.
Namun, bergabungnya Indonesia ke BRICS juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi serangan dari Amerika Serikat. Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat sering kali menggunakan berbagai metode untuk menjaga kepentingan dan dominasinya di kancah internasional. Salah satunya adalah dengan melakukan serangan atau intervensi terhadap negara-negara yang dianggap sebagai ancaman atau pesaing.
Sebagai negara yang baru bergabung ke BRICS, Indonesia perlu waspada dan siap menghadapi potensi serangan dari Amerika Serikat. Hal ini mengingat Indonesia memiliki posisi strategis di kawasan Asia Tenggara dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga dapat menjadi target dari negara-negara adidaya yang ingin mempertahankan dominasinya.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kerjasama dengan negara-negara anggota BRICS dan negara-negara lainnya untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Selain itu, Indonesia juga perlu memperkuat diplomasi dan hubungan internasional untuk menghadapi potensi serangan dari Amerika Serikat dan negara-negara adidaya lainnya.
Dengan bergabung ke BRICS, Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kedaulatan dan keberdaulatan negara, serta memperkuat posisinya di kancah internasional. Namun, tantangan dan risiko juga akan selalu ada, sehingga perlu adanya kewaspadaan dan persiapan yang matang untuk menghadapi potensi serangan dari pihak-pihak yang tidak menginginkan keberhasilan Indonesia dalam kelompok ini. Semoga Indonesia dapat terus maju dan berkembang bersama BRICS, tanpa terpengaruh oleh upaya-upaya untuk menghambat kemajuannya.