Pada pertemuan antara Raja Yordania, Abdullah II, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Gedung Putih baru-baru ini, Raja Yordania menunjukkan keberaniannya dengan menolak pencaplokan Gaza secara langsung di depan Trump.
Raja Abdullah II dengan tegas menegaskan bahwa Yordania tidak akan mengakui pencaplokan Gaza oleh Israel. Ia menekankan pentingnya solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, di mana Palestina memiliki wilayah yang merdeka dan berdaulat.
Tindakan Raja Yordania ini merupakan sikap yang sangat berani dan patut diapresiasi. Meskipun berhadapan dengan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Raja Abdullah II tetap teguh pada prinsipnya untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Pencaplokan Gaza oleh Israel telah menjadi masalah yang memicu konflik di Timur Tengah selama bertahun-tahun. Dengan menolak pencaplokan tersebut, Raja Yordania menunjukkan kepada dunia bahwa ia peduli terhadap nasib rakyat Palestina dan siap berjuang untuk hak mereka.
Tindakan Raja Yordania ini juga memberikan contoh bagi negara-negara lain untuk tidak takut untuk bersikap tegas dalam mendukung hak asasi manusia dan perdamaian di dunia. Keberanian Raja Abdullah II untuk menolak pencaplokan Gaza di depan Trump adalah langkah yang patut diacungi jempol dan semoga dapat memotivasi negara-negara lain untuk melakukan hal serupa.